Sabtu, 20 Juli 2013

Ku harap engkau tau:")

Kamu, pernah menjadi bagian dari hari-hariku. Setiap waktu selalu kusempatkan membaca bbm darimu. Candamu, perhatianmu membuatku merasa semakin dalam menyukaimu.Selalu ada kata "aku sayang kamu" yang kamu kirimkan setiap aku mulai tidur. kalimat yang selalu menenangkan perasaanku. Kekosongan hatiku selama 2 tahun kini telah terisi oleh dirimu. Mendekap ragu penuh asa, untuk benar-benar memilikimu. Namun, keraguan ini semakin dalam ketika orangtuaku tak mengijinkan aku berpacaran. Kita saling suka, kita saling sayang. sampai pada ujungnya kita memilih untuk menjalin hubungan fleksibel, bisa kakak adikan, teman, sahabat, bahkan pacar. Dari situlah aku mulai yakin denganmu, berharap bisa mencapai satu tahun kita bersama dengan hubungan tanpa status ini. Kita satu organisasi, terkadang Bertemu denganmu membuat pipi ini memerah. kita saling memandang, tanpa ada satu katapun yang terucap, seolah mata kita yang berbicara penuh arti. Kita memilih diam untuk menjalani hubungan ini.

Semakin hari, rasa itu semakin dalam. Perlahan diam ini mulai terbuka. Semakin berontak dengan hubungan tanpa status ini, selalu ingin benar-benar menjalin hubungan dengan status. Tapi, keraguanku kemudian menyelimuti ketika teman-temanku, sahabatku, tak menyukaiku jika aku dekat dengannya. Selalu ada yang mengatakan jika dia memiliki banyak mantan. Omongan itu mulai berlawanan dengan rasa sayangku saat ini. Aku memutuskan untuk menceritakan kepadanya memastikan jika dia bisa bertahan lama denganku. "kalau ada yg nggak suka klo kita dket gimana?" pertanyaanku mulai terlontar. diapun menjawab singkat "aku sih cuek". singkat tapi benar-benar meyakinkanku jika kita bisa bertahan apapun masalahnya. Perasaan cemburu mulai hadir, saat mendengar jika kamu bersahabat dan dekat dengan salah satu mantanmu. Namun, hati ini selalu berusaha meyakinkan jika kamu hanya menyukaiku, dgn harapan tidak menyukai mantanmu itu lagi. Setiap di organisasi kita selalu bertemu, setiap aku melihatmu dengannya, aku selalu berusaha menganggap semua baik-baik saja.

Tiga bulan sudah kita kenal, memandang penuh harapan jika kita bisa menjalin hubungan lebih dari tiga bulan ini. Ya! lebih dari hubunganmu dengan salah satu mantanmu itu. Namun, keraguan mulai muncul kembali tak tau apa sebabnya. Dengan tiba2 dia mengajakku untuk buka bersama, pertamakalinya kita menyempatkan waktu untuk berdua. Ya! berdua denganmu. Aku menunggumu disebuah smp, dengan tujuan agar teman-temannya tidak ada yg menggunjing kami. Tiba-tiba salah satu temanku laki2 mendekatiku disaat dia menghampiriku. kesalahpahaman mulai terjadi, dia menancapkan gas motornya dengan sangat cepat, hingga aku kehilangan arah. Aku mencoba utk menghubunginya, merasa putus asa ketika adzan maghrib sudah mulai berkumandang. Berpikir bahwa buberku dengannya tidak akan terjadi. Aku memutar arah balikkan motorku, dgn perasaan kecewa. tanpa sengaja aku melihatnya dibelakangku. kemudian menghilang dan tiba2 disampingku dengan tersenyum. Tanpa arah dan tujuan, kami menemukan tempat buber untuk kita berdua dengan badan kucel setelah olahraga baris di bulan puasa. Dia mengantri makanan untuk kita, sedangkan aku mengambilkan saus untuk kami, romantis. Pipi ini kembali memerah saat kami mulai saling bertatapan. bersendau gurau untuk menghilangkan rasa grogi kami. Dia mulai teringat, jika aku tidak boleh meminum es. kekawatirannya membuatku semakin percaya jika aku dan dia bisa bertahan lama. setelah itu, kita pulang. dia mengikutiku dari belakang, mengantarkanku sampai rumah. kemudian aku mulai menghubunginya, memastikannya sampai rumah dengan selamat. Tutur kata dalam bbm ini masih sangat romantis dengan panggilan sayang dia memanggilku. karna aku terlalu lelah, seperti biasa aku berpamitan untuk tidur dulu. "iya, nice dream ya sayang. jangan lupa berdoa. aku sayang kamu.". kata yg selalu terucap disaat mengakhiri pembicaraan. "syg kamu juga:$" jawabku meyakinkan.

Adzan subuh pun berkumandang, ibu tiba2 terkaget bangun karna kami belum sahur. ya mau gimana lagi, udah adzan kok, lanjut tidur deh. Seperti biasa setiap bangun tidur selalu mengecek hp, tak seperti biasanya. kamu yg selalu membangunkanku lewat bbm ternyata tidak. Aku mulai mencari nama kontak dibbmku, alhasil tidak ada. Kaget, kemudian aku mulai mengirim pesan singkat ke nomermu. dengan alasan yang tidak jelas kamu menghapus kontak bbmku begitu aja? mengunfoll twitterku juga? tuhan, apa mimpiku semalam? kenapa jadi seperti ini? :'(

"Setelah tau alasanmu semua itu, apakah kamu pernah menengok sedikit saja perasaanku? Ini semua terasa aneh bagiku. Kita yang dulu sempat dekat walaupun tak punya status apa-apa, meskipun berada dalam ketidakjelasan, tiba-tiba menjauh tanpa sebab. Aku yang terbiasa dengan sapaanmu dipesan singkat harus (terpaksa) ikhlas karena akhirnya kamu sibuk dengan sahabatmu, lebih mempercayakan egomu. Aku berusaha memahami itu. Setiap hari. Setiap waktu. Aku berusaha meyakini diriku bahwa semua sudah BERAKHIR dan aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh :")" #edit dari cerpen dwitasari*bisakah kau bayangkan rasanya jadi aku?*

Belajar Melepaskan #Dwitasari :")

Kamu mengenalkan namamu begitu saja, uluran tanganmu dan suara lembutmu berlalu tanpa pernah kuingat-ingat. Awalnya, semua berjalan sederhana. Kita bercanda, kita tertawa, dan kita membicarakan hal-hal manis; walaupun segala percakapan itu hanya tercipta melalui pesan singkat— BBM. Perhatian yang mengalir darimu dan pembicara manis kala itu hanya kuanggap sebagai hal yang tak perlu dimaknai dengan luar biasa.
Kehadiranmu membawa perasaan lain. Hal berbeda yang kamu tawarkan padaku turut membuka mata dan hatiku dengan lebar. Aku tak sadar, bahwa kamu datang memberi perasaan aneh. Ada yang hilang jika sehari saja kamu tak menyapaku melalui dentingan chat BBM. Setiap hari ada saja topik menarik yang kita bicarakan, sampai pada akhirnya kita berbicara hal paling menyentuh; cinta.
Kamu bercerita tentang mantan kekasihmu dan aku bisa merasakan perasaan yang kaurasakan. Aku berusaha memahami kerinduanmu akan perhatian seorang wanita. Sebenarnya, aku sudah memberi perhatian itu tanpa kauketahui. Mungkinkah perhatianku yang sering kuberikan tak benar-benar terasa olehmu? Aku mendengar ceritamu lagi. Hatiku bertanya-tanya, seorang pria hanya menceritakan perasaannya pada wanita yang dianggap dekat.
Aku bergejolak dan menaruh harap. Apakah kausudah menganggap aku sebagai wanita spesial meskipun kita tak memiliki status dan kejelasan? Senyumku mengembang dalam diam, segalanya tetap berjalan begitu saja, tanpa kusadari bahwa cinta mulai menyeretku ke arah yang mungkin saja tak kuinginkan.
Saat bertemu, kita tak pernah bicara banyak. Hanya sesekali menatap dan tersenyum penuh arti. Ketika berbicara di BBM, kita begitu bersemangat, aku bisa merasakan semangat itu melalui tulisanmu. Sungguh, aku masih tak percaya segalanya bisa berjalan secepat dan sekuat ini. Aku terus meyakinkan diriku sendiri, bahwa ini bukan cinta. Ini hanya ketertarikan sesaat karena aku merasakan sesuatu yang baru dalam hadirmu. Aku berusaha memercayai bahwa perhatianmu, candaanmu, dan caramu mengungkapkan pikiranmu adalah dasar nyata pertemanan kita. Ya, sebatas teman, aku tak berhak mengharapkan sesuatu yang lebih.
Aku tak pernah ingin mengingat kenangan sendirian. Aku juga tak ingin merasakan sakit sendirian. Tapi, nyatanya....
Perasaanku tumbuh semakin pesat, bahkan tak lagi terkendalikan. Siapakah yang bisa mengendalikan perasaan? Siapakah yang bisa menebak perasaan cinta bisa jatuh pada orang yang tepat ataupun salah? Aku tidak sepandai dan secerdas itu. Aku hanya manusia biasa yang merasakan kenyamanan dalam hadirmu. Aku hanya wanita yang takut kehilangan seseorang yang tak pernah aku miliki.
Salahku memang jika mengartikan tindakanmu sebagai cinta. Tapi, aku juga tak salah bukan jika berharap bahwa kamu juga punya perasaan yang sama? Kamu sudah jadi sebab tawa dan senyumku, aku percaya kautak mungkin membuatku sedih dan kamu tak akan jadi sebab air mataku. Aku percaya kamulah kebahagiaan baru yang akan memberiku sinar paling terang. Aku sangat memercayaimu, sangat! Dan, itulah kebodohan yang harus kusesali.
Ternyata, ketakutanku terjawab sudah, kamu menjauhiku tanpa alasan yang jelas. Kamu pergi tanpa ucapan pisah dan pamit. Aku terpukul dengan keputusan yang tak kausampaikan padaku, tapi pantaskah aku marah? Aku tak pernah jadi siapa-siapa bagimu, mungkin aku hanya persinggahan; bukan tujuan. Kalau kauingin tahu, aku sudah merancang berbagai mimpi indah yang ingin kuwujudkan bersamamu. Mungkin, suatu saat nanti, jika Tuhan izinkan, aku percaya kita pasti bisa saling membahagiakan.
Aku tak punya hak untuk memintamu kembali, juga tak punya wewenang untuk memintamu segera pulang. Masih adakah yang perlu kupaksakan jika bagimu aku tak pernah jadi tujuan? Tidak munafik, aku merasa kehilangan. Dulu, aku terbiasa dengan candaan dan perhatian kecilmu, namun segalanya tiba-tiba hilang menguap, bagai asap rokok yang hilang ditelan gelapnya malam.
Sesungguhnya, ini juga salahku, yang bertahan dalam diam meskipun aku punya perasaan yang lebih dalam dan kuat. Ini bukan salahmu, juga bukan kesalahannya. Tapi, tak mungkin matamu terlalu buta dan hatimu terlalu cacat untuk tahu bahwa aku mencintaimu.
Aku harus belajar tak peduli. Aku harus belajar memaafkan, juga merelakan.

Cerpennya dwitasari yang ini bener2 seperti apa yg aku rasakan sekarang, menyukai seseorang tanpa status ternyata juga menyakitkan. Perbedaannya dengan apa yang aku alami hanya sedikit. Ketika dia mengajakku buka bersama berdua, bersendau gurau, mengantarkanku sampai rumah, kemudian kita bbm masih dengan kata2 mesra, mengucapkan tidur dengan seperti biasa "aku sayang kamu". tapi paginya, dia langsung delcon pinku gitu aja, tanpa alasan yg jelas. mungkin aku tak memahamimu, aku inginkan menatap matamu, menjelaskan apa yang terjadi. namun aku sadar, aku bukanlah milikmu yang tak pantas meminta ataupun menuntut apapun darimu :")

"Ooh you, I don't know what to say. You've made me so desperately in love AND NOW YOU LET ME DOWN:("

Jumat, 19 Juli 2013

tentang diriku ;)

Hai, perkenalkan namaku Malinda Riski Amali. Teman-temanku biasa memanggilku dengan sebutan "mamal". Aku lahir di Yogyakarta, 26 Juni 1997. Dan saat ini aku duduk dibangku kelas 2 SMA. Aku adalah anak tunggal, kedua orangtuaku semuanya pekerja. Jadi, aku membuat blog ini hanya untuk mencurahkan isi hati yang terkadang lelah dengan dunia ini. Selamat membaca =)